Microsoft Dukung Pendidikan di “Awan”
Bergeraknya
dunia pendidikan menuju era sekolah digital abad ke-21, ditandai dengan
semakin tingginya tuntutan siswa akan akses tak terbatas pada
informasi. Akses yang bersifat kapan pun dan di mana pun.
Empat puluh lima juta orang, demikian total
jumlah siswa di seluruh Indonesia saat ini. Jumlah tersebut merupakan
segmentasi dari sekitar 165.000 buah sekolah (SD-SMA) dan sebanyak 4.500
buah universitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah ini
tentunya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015
mendatang, angka siswa yang duduk di tingkat perguruan tinggi
diperkirakan akan mencapai 250 juta orang.
Lembaga
riset Gartner pun sudah memproyeksikan hal ini. Menurutnya, pada tahun
2020 mendatang, sebanyak 60 persen dari lembaga-lembaga pendidikan
tinggi akan mentransformasikan seluruh sistemnya menjadi sistem online.
Di sinilah peran, fungsi, dan pemanfaatan teknologi informasi (TI)
dalam dunia pendidikan tidak dapat ditawar lagi.
Keberadaan
dan penggunaan TI dalam sebuah institusi pendidikan kini bahkan sudah
diposisikan dan digunakan sebagai penentu kualitas pendidikan. “Jumlah
angkatan siswa di Indonesia merupakan potensi besar yang harus diasah
sejak dini, termasuk mendukung dengan penyediaan teknologi, di mana
Microsoft berperan sebagai mitra setia,” ujar Mutia Nandika (Education
Lead PT. Microsoft Indonesia).
Di sini, visi
Microsoft untuk mewujudkan masyarakat yang inovatif dan berbasis ilmu
pengetahuan diwujudkan. Melalui bendera Microsoft Education, raksasa
software yang telah berpengalamam selama 15 tahun ini pun berinisiatif
ingin melayani masyarakat dan dunia pendidikan di seluruh siklus masa
edukasi.
Berbagai program jangka panjang pun
digelontor Microsoft. Mulai dari DreamSpark yang menyediakan aneka
software pilihan bagi kegiatan belajar-mengajar, pendirian Microsoft
Innovation Center di lingkungan kampus, dan program kompetisi Imagine
Cup untuk mencari individu berbakat. Adapula program BizSpark yang
memberi kesempatan mahasiswa untuk berwiraswasta, program WebsiteSpark,
program Live@Edu yang mendukung kolaborasi dan kegiatan pembinaan sumber
daya pengajar profesional melalui program Partners In Learning (PIL).
“Microsoft
PIL sangat membuka wawasan, jaringan dan komunikasi [bagi para guru dan
siswa] untuk dapat saling berbagi informasi sekaligus sebagai
pembelajaran antara guru secara global,” cetus Bakrowi Jumiran (Guru IPA
SMP Nasional KPS Balikpapan). Bakrowi menambahkan bahwa ini akan
menumbuhkan semangat baru bagi guru, bagaikan bola salju yang terus
meluncur menjadi kekuatan yang lebih besar untuk berkreasi serta
berinovasi di dalam proses pendidikan.
Microsoft Live@Edu, pendidikan digital abad ke-21
Salah
satu program jangka panjang Microsoft untuk mendukung dunia pendidikan
abad ke-21 adalah melalui Microsoft Live@Edu. Dalam program ini,
Microsoft akan menyediakan sebuah paket perangkat online yang diberikan
pada institusi pendidikan. Gunanya, memberdayakan pendidik dan siswa
untuk melakukan yang terbaik dalam berinteraksi, berkolaborasi, dan
belajar.
“Setiap guru dan murid akan
diberikan sebuah Windows Live ID yang akan membuka akses mereka kepada
outlook Live sebesar 10 GB yang memungkinkan mereka untuk saling
terhubung dan berkomunikasi,” tutur Siti Wulandari (Education Industry
Maketing Manager, PT. Microsoft Indonesia) dalam jumpa pers di Bird
Cage, Jakarta pada pertengahan Februari lalu.
Tentu
saja melalui sistem pendidikan di “awan” ini, inovasi TI di masa depan
akan mendorong transformasi industri TI. “Kalau kita mengenal internet
pada era 1990-an, server di pertengahan 1980-an, dan PC di awal tahun
1980, maka komputasi awan (cloud computing) akan menjadi bentuk
produktivitas di masa depan,” terang Ndari.
Ndari
juga menambahkan, pengguna akan mendapatkan Office Live Workspace
sebesar 5 GB yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengakses, berbagi
serta bekerja dengan dokumen dan data secara kolaboratif. Kapasitas Sky
Drive sebesar 25 GB juga tersedia bagi mereka untuk menyimpan data.
Seluruh fasilitas tersebut dapat dinikmati oleh organisasi pendidikan
dengan biaya 86 persen lebih rendah daripada harga komersial umumnya.
Senada
dengan Ndari, Ananta Gondomono (Education Program Manager, Public
Senior Microsoft) yang juga hadir pada konferensi pers tersebut pun
bertutur, “Saat ini Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) tidak harus di
laptop/PC, kalau mau lompat ke smartphone kenapa tidak.” Intinya, kalau
dulu guru yang menjadi pusat, sekarang siswa yang menjadi pusat.
Apa saja manfaat Live@Edu?
- Memiliki sebuah inbox Outlook Live dengan identitas universitas. Sekolah dapat memberikan setiap siswanya sebuah inbox Outlook Live dengan alamat email universitas.
- Microsoft Office Web Apps: fungsionalitas web Microsoft Office 2010. Melalui fasilitas ini, para siswa, fakultas, dan staf bisa mengakses dokumen-dokumen online dan serta berbagi dokumen pekerjaan mereka pada rekan-rekan yang lain.
- Windows Live SkyDrive. Feature ini menawarkan ruang penyimpanan dokumen berkapasitas 25 GB yang dilindungi dengan sandi.
- Windows Live Messenger. Feature chat ini memungkinkan pengguna untuk berbicara dengan teman, keluarga dan rekan kerja berbasis audio maupun video. Feature ini berfungsi sebagai instant messenger (IM) untuk kepentingan kelompok belajar.
- Windows Live Profile. Dengan feature ini, siswa dapat merancang profil diri secara online untuk melamar pekerjaan ke kantor. Siswa, alumni, fakultas, kelompok dan departemen dapat menggunakan ruang ini untuk berbagi informasi, foto, blog (yang didukung Wordpress).
- Windows Live di handphone. Pengguna dapat mengakses email dan IM mereka dari handphone atau perangkat lain via Web. Sementara itu, biaya tambahan untuk berlangganan akan dikenakan untuk layanan data nirkabel.
0 Response to "Microsoft Dukung Pendidikan di “Awan”"
Post a Comment